
PRIMARY OR SECONDARY PROPERTY ???
Posted : 30 November 2015Oleh : Eric Hermanto – PT. Abdi Properti Indonesia
Salam rumah untuk semua,
Semangat pagi sobat properti, ketemu lagi kita di dunia investasi properti. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas properti yang primary ( barang baru ) atau secondary ( barang bekas ). Wah barang baru lebih bagus lah ya, jangan beli barang bekas, kan bekas dipakai orang. Apakah benar seperti itu ? Mari kita lihat kelebihan dan kekurangan properti primary dan secondary. Karena penulis sendiri lebih suka bermain secondary, kenapa ya ? bikin penasaran sobat propertiya ? J
Pertama kita lihat properti primary, biasanya adalah properti yang baru di-launching oleh developer. Permasalahannya apakah harga yang di-launching oleh developer termasuk harga yang undervalue atau tidak ? Apakah harganya sudah di bawah harga pasar ? apakah ada harga pembanding ? Nah ini yang sulit diketahui. Kalau produknya sukses yang beli paling pertama yang pasti untung. Kalau produknya gagal, berarti dari pembeli pertama sampai pembeli seterusnya ya rugi. Jadi dari sisi faktor resikonya lebih besar jika dibanding dengan pasar secondary.
Saya jadi teringat kata-kata Pak Ali Tranghanda, beliau katakan seperti ini kalau beli barang primary itu ibaratnya seperti kita bermain oper-operan gelas, maksudnya apa tuh ? Para sobat properti tentu masih ingat masa kecil ketika ulang tahun kita bermain oper-operan gelas berisi penuh air, kemudian ada musik yang mengiringi. Kemudian pas kita oper-operan gelas, kita harus berusaha sehati-hati mungkin agar airnya tidak tumpah. Dan ketika musik berhenti, anak yang memegang gelas itulah yang akan kena hukuman. Jadi teringat asyiknya masa kecil ya. :D
Nah pelajaran apa yang kita bisa ambil dari perumpamaan tersebut ? Kalau kita memang suka beli barang primary, jangan kita jadi pembeli terakhir. Kalau mau beli barang primary, selalu jadilah pembeli paling pertama. Karena pasti faktor resiko lebih kecil dibanding pembeli berikutnya dan untung lebih besar dibanding pembeli berikutnya. Dan developer pasti menggunakan jurus kurva S yang artinya pembeli pertama kali diberi harga HPP ( modal ).
Lalu bagaimana dengan barang secondary ? Ketika suatu produk properti sukses pertama kali dipasarkan, kemudian mulailah secara perlahan terbentuk pasar secondary. Pasar secondary dicirikan dengan sudah habis barang primary-nya dan mulai terbentuknya pasar sewa. Kalau pasar sewa belum terbentuk berarti pasar secondary masih belum matang, nah sebaiknya ketika belum matang, kita jangan masuk dahulu. Wah, kalau gitu nanti harga uda kemahalan, kita akan telat dong. Jangan takut kehabisan barang, Pasar secondary tidak akan pernah kehabisan barang, Ini adalah kelebihan pertama.
Kemudian pasar secondary adalah pasar real yang dibentuk market, jadi bukan harga yang dibuat-buat atau digoreng-goreng. Ketika kita membeli di harga pasar, artinya bukan harga mahal. Apalagi bisa di bawah harga pasar, lebih mantap lagi, untungnya kita pasti akan berlipat ganda.
Keputusan akhir ada di tangan anda mau beli primary atau secondary ?. Selamat berinvestasi properti secara cerdas.